Mari kita berdendang melepas stress!!
Setelah mengupdate whatsapp storyku, aku mematikan mode data di handphoneku. Pokoknya hari ini aku mau have fun! Ya hari ini adalah hari Playlist Festival berlangsung. Persetan dengan tugas kuliah pasca sarjana yang menumpuk dan Irsyad—Pa Irsyad yang batal menemaniku untuk menonton festival ini serta bagaimana aku pulang nanti malam. Aku sungguh kesal, karena beberapa jam sebelum konser Pa Irsyad mendadak memberitahu kalau ada acara yang tidak bisa dia tinggalin. Rasanya aku ingin menjambak rambutnya saat itu. Tapi apa daya, aku hanya bisa menjawab ‘ga apa-apa’ kemudian tidak membalas pesan masuk dari dirinya lagi. Aku nekat pergi sendirian. Untungnya ada temanku yang lain sudah menunggu di venue. Setidaknya aku tidak menonton sendirian di sana. Pokoknya hari ini bersenang-senang dulu. “Nunggu siapa lo ntar?” tanya Dea, temanku yang logat bicaranya memang Betawi asli. Kadang aku suka terbawa memakai gue-elo meskipun logat Sundaku masih kental terdengar. “Naif, Sheila on7 sama Epik High lah. Lo nunggu siapa?” “Epik High dong. Tapi pengen denger Pamungkas juga” Lalu festival musik inipun dimulai dengan Pamungkas sebagai pembuka. “Ajig gila sih Pamungkas ganteng banget!” seru temanku sambil bernyanyi bersama. Jujur aku tidak begitu tahu lagu-lagu Pamungkas. Oh! Ada satu lagu yang kutahu judulnya I love you but I’m letting go. Can’t you see? That you want someone that I’m not Yes, I love but I can’t So I am letting you go now and baby one day When you finally found what you want And you’re ready to open your heart to anyone Don’t push people away again Easier, I know but it’s also er lonely I love you but I’m letting go Dalem banget nih lagu, kata gue sambil mendalami setiap lirik yang dinyanyikan Pamungkas. Acara dilanjut dengan Hivi! lagu-lagunya yang udah aku hafal. Band ini aku kenal waktu pensi SMA dulu. Lagu-lagunya juga easy listening, aku suka. Apalagi lagu barunya itulooh yang Bumi dan Bulan. Setelah Hivi, finally! Band yang aku tunggu mulai manggung. Yap, NAIF!! Gatau ya aku suka banget kalau Naif manggung, soalnya enak banget buat nyanyi bareng. Aku dan Dea pun tak berhenti untuk terus bernyanyi. Naïf memang ga pernah gagal untuk membuat para penonton bernyanyi bersama sampai teriak-teriak. Tapi aku rasa perform Naif cuma bentar, soalnya mau dilanjut Phum. Penyanyi dari Thailand. Aku baru tahu kalau Phum Viphurit ternyata ganteng banget??? irama lagunya pun aku suka. Sayangnya aku ga tau sama sekali lagunya, jadi aku hanya manggut-manggut sambil menatapi kegantengan Phum. Sambil mendengar lagu-lagu Phum, aku membuka handphoneku dan mengaktifkan data selularku. Sejumlah chat whatsapp masuk dari teman-temanku yang mengomentari whatsapp storyku. Lalu ada Pa Irsyad yang dengan chatnya ‘have fun ya’ tapi tidak ku balas karena masih kesal dan tidak ingin merusak moodku yang sedang bagus ini. Di atas chat Pa Irsyad, aku melihat nama kontak yang dulu selalu menjadi chat teratas di whatsappku. “Eh nonton festival?” “Iya zam” Yap benar itu adalah Azam. “sebelah mana panggung?” “kiri” Azam tidak membalas lagi. Begitu juga aku yang kembali fokus pada pengisi acara lainnya, Yura. Saat sedang bernyanyi handphone yang sedari tadi aku pegang kembali bergetar. “sama siapa?” “temen zam” “Kalo kita bisa ketemu aneh meren ya?” Aku menatap layar handphoneku lebih serius. Takutnya salah baca. Tapi bisa aja aneh sih, karena ini festival yang notabennya ada puluhan ribu orang berkumpul di sini, emang bisa? Apalagi aku sudah berada hampir di depan pagar panggung. “Aneh sih, tapi kalau ketemu lucu juga haha” Tanpa aku sadar, Raisa sudah mulai tampil di panggung. Lagu-lagu dengan suara khasnya itu akan membuat para insan di tempat ini bergalau ria. Termasuk aku yang tiba-tiba saja kepikiran Azam. Ditambah Mbak Raisa di atas panggung menyanyikan lagu mantan terindah. Makin galau saja aku. “Raisa sana yang nyanyi, Raisa sini yang galau” kata Dea sambil melihat ke arahku yang sedang bernyanyi penuh dengan perasaan. Aku tersenyum sambil menatapnya “Cuy aneh ga sih kalau aku ketemu mantan di sini?” tanyaku dengan sedikit berteriak. Dea memicingkan mata setelah mendengar pertanyaanku. “Ya engga lah. Siapapun bisa ketemu di sini. Selingkuhan juga bisa ketemu di sini ra, apalagi mantan” “bener juga sih” “napa, mantan lo nonton juga?” “Kayanya sih gitu, soalnya nanya aku ada di panggung belah mana” “Kalo emang lo ketemu mantan tandanya semesta lagi main-main sama lo. Orang yang lagi deketin lo aja ga jadi datang, lah ini malah mantan yang datang buat lo” Aku terdiam kembali menatap temanku yang bersiap-siap untuk menonton Calum Scoot. Pikiranku melayang ke dalam angan-angan kalau saja masih sama Azam mungkin aku bakalan sing a long with my boyfriend? Kaya cita-cita aku dari dulu pengen nonton konser sama pacar. Tapi ga kesampean mulu Kalau aja sekarang masih sama Azam, aku ga mungkin bingung pulang sama siapa. Karena Dea ini arah rumahnya beda sama rumahku. Dan si kampret Pa Irsyad malah nyuruh aku pulang naik ojek online. Ya ga ada cara lain sih, tapi aku parno duluan kalau naik ojek online. Walaupun kata Dea si anak malam ini ga bakalan kenapa-napa, tapi kan.... Huft, kalau aja ada Azam… *** “Sheila on7 gue dibelakang aja lah ra, cape!” Setelah berloncat-loncat ria dan dibanjur air oleh Epik High, aku dan Dea berjalan mundur menjauh dari riuh penonton yang menantikan Sheila on7. “Puas banget gue ra!!!” kata Dea setelah kami berdua menemukan posisi yang tepat untuk duduk sambil menonton Sheila On7. Sama seperti Dea, akupun puas sekali. Melepas stress dan penat menjadi mahasiswa lagi. Aku kembali membuka handphoneku melihat barangkali ada pesan masuk. Tapi nihil. Hanya ada chat dari grup yang menanyakan tugas mata kuliah Antropologi. Shit mood lagi bagus malah liat chat tugas. Sheila on7 sudah memulai bernyanyi di atas panggung. Semua penonton di sini ikut bernyanyi. Selain Naif, Sheila on7 juga sukses membuat para penonton sing a long. Ada yang sambil loncat-loncat, ada yang sambil duduk sepertiku dan ada yang sambil memeluk pasangannya. Ah aku iri melihatnya. Ketika lagu Dan yang dimedley dengan lagu Itu aku mulai dinyanyikan, aku kembali lagi ke mode galau. Dan... Bila esok datang kembali Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda Dan... Mataku fokus menatap suasana yang pasti akan sangat aku rindukan ketika stress melanda. Ku tengok sebelah kiriku ada Dea sedang bernyanyi dengan penuh perasaan. Dan disebelah kananku… Dan... Bukan maksudku, bukan inginku Melukaimu sadarkah kau di sini 'kupun terluka Melupakanmu, menepikanmu Maafkan aku Aku melihat sosoknya. Sosok yang aku fikirkan sedari tadi. Lupakanlah saja diriku Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar Dan berpijar seperti dulu kala Caci maki saja diriku Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar Dan berpijar seperti dulu kala Dari ribuan penonton yang hadir di tempat ini dan riuhnya suara penonton di sini, di tempat aku duduk, aku melihat Azam datang menghampiriku. “Ra…” “Zam…” Aku berdiri gontai. Semesta benar-benar sedang bercanda kepadaku. Aku yakin Dea sekarang sedang menatapku juga Azam dengan senyumnya yang meledek sambil berkata dalam hati ‘tuhkan bener apa kata gue’ “Zam pengen nangis…” “Eh ko nangis?” tanya Azam sambil menatapku yang mulai tertunduk Dan... Bukan maksudku, bukan inginku Melukaimu sadarkah kau di sini 'kupun terluka Melupakanmu, menepikanmu Maafkan aku “maafin aku ya zam…” “maaf buat?” tanyanya bingung “buat semuanya…” Azam tersenyum, “Ini bukan lebaran, ntar aja maaf-maafannya” katanya sambil merangkulku, “mending nyanyi…” Lagu kini berganti menjadi Itu Aku Ribuan hari aku menunggumu Jutaan lagu tercipta untukmu Apakah kau akan terus begini Masih adakah celah dihatimu Yang masih bisa ku tuk singgahi Cobalah aku kapan engkau mau Taukah kau lagu yang kau suka Taukah bintang yang kau sapa Taukah rumah yang kau tuju Itu aku... “Percayalah itu aku” kata Azam bernyanyi mengelus puncak kepalaku dan tersenyum ke arahku. *** “Cape ga ra?” “Cape laah, tapi seru! Melepas stress dari tugas-tugas kampus” Jam 1 malam. Setelah berpisah dengan Dea, aku berjalan menuju tempat parkiran dengan Azam. Ya, aku akhirnya pulang dengan Azam. “Cie jadi mahasiswa lagi” “Huhu ternyata berat Zam” “Siapa suruh lanjut S2? Hahaha” kata Azam sambil memberikan helm dari bawah jok motornya. “Eh masih bawa helm dua aja?” “Masih laah siapa tau ada yang butuh tebengan” “Ngejek aku ya Zam?!!” kataku sambil memukul lengannya. “Engga sih, tapi kalo kamu ngerasa mah berarti bener ada yang butuh tebengan. Udah ah yook naik” Aku kembali ke boncengan motor vario hitamnya. Ya meskipun ojek online pun sama-sama naik motor, tapi rasanya aku merasa lebih aman dan nyaman kalau bersama Azam. “Ra tadi denger ga sih Hivi nyanyi lagu Bumi dan Bulan” katanya sambil menunggu lampu merah di dekat Istana Plaza. Sikut tangannya dia sandarkan ke pahaku. “Denger, yang kita bagai bumi dan bulan berpasangan walau tak sejalan” Aku seketika terdiam. Aku baru sadar liriknya… seperti menggambarkan aku dan Azam. “Ko diem? Lanjutin dongg” “Engga ah zam, suara aku habiss” Azam hanya tertawa. Motor Azam kembali melaju, menembus dinginnya malam kota Bandung yang lumayan sepi. Mungkin karena besok senin. “Ra.. kalau butuh teman buat nemenin ini-itu bilang aja ke urang” “engga ah, takutnya kamu sibuk. lagian kan kit---“ kalimatku kembali terhenti dan aku tidak ingin melanjutkannya. “Ga apa-apa, kita kan teman walaupun mantanan juga” jawabnya sambil menepuk lututku tiga kali. Aku mengeratkan pelukanku ke perut Azam. Kepalaku, aku senderkan ke bahunya. Masih tercium aroma khas parfum bercampur asap rokok dari jaketnya. “Zam makasih ya buat semuanya” ***** Hehehe halo, apakah ada yang baca? Jujur ini part random banget dan aku yang baca pun kaya 'naon sih?' Akutu sebenernya lagi kangen ngonser dan kangen keluar rumah. Walaupun sebenernya aku ga gabut-gabut amat di rumah, tapi rasanya pengen main keluar gituloooh. Makanya part ini bisa aku bikin karena saking bingung mau ngapain dan aku berulang kali muterin konser live Sheila On7 di youtube, jadi kepikiran bikin part ini. Oh iya aku juga ga tau ya Hivi nyanyi Bumi dan Bulan atau engga pas Playlist Love, aku ga inget hehe. Cuma pas denger ini lagu ko kaya hubungan Raisa dan Azam wkkkk. Btw part selanjutnya ga akan nyeritain Azam dulu, tapi mau fokus sama Pa Irsyad (Insyaallah 1 part doang). Draftnya udah ada (tuhkan sampe cepet banget bikin part baru, biasanya harus bertapa sebulan dulu) tapi ngga tau ya dipublishnya kapan hehehe.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
August 2021
Categories |