The Power Of Music
Aku bukan orang yang ahli dengan musik. Soal genre, atau tipe musik aku tidak terlalu paham. Tapi, ketika musik atau lagu itu masuk dan terngiang terus, maka bisa dipastikan itu bisa menjadi lagu yang aku suka. Banyak lagu-lagu yang membuat aku semangat, penglipur lara, menemani galau, sampai kembali ke masa lalu. Kalau lagu luar, aku lebih dominan suka lagu K-Pop. Apalagi lagu Day6 itu kata changed my life banget. Dengan lagu-lagu mereka, aku bisa lebih menyayangi diriku, proud of my self, ga terlalu memforsir diriku, ga pantang menyerah dan masih banyaaak lagi. Liriknya itu kadang buat aku sadar bagaimana aku harus care sama diriku sendiri. Karena kalau bukan aku, siapa lagi? Oh iya, untuk self love aku selalu inget lirik ini I want you to know, you’ve done well by yourself I want to tell myself For me I wanna thank you for not falling down, for leading the way to always keep me going, from today I will start to love you, I mean I will love me now Day6- For Me Masih banyak lagu-lagu Day6 lain yang bikin aku tenang dan semangat kaya Marathon, Live Your Life, Well done again my friends. Bicara lagu Marathon, jaman skripsian dulu, aku bener-bener takut ketinggalan teman-temanku. Makanya aku sebisa mungkin terus ngejar, tapi kenyatannya dosenku memberikan revisi banyaaak sekali. Di situ aku merasa capek sampai putus asa ga mau ngerjain lagi dan ga mungkin kayanya sidang bareng temen-temen. Terus pas banget denger lagu Marathon dan baca liriknya. Sumpah dari situ aku kaya disadarkan "iya-ya aku udah mulai, ga mungkin kalau berhenti. Ga usah lari, jalan juga ga apa-apa yang penting selesai. Kalau capek ya istirahat, tapi ga boleh berhenti" begitulah sampai akhirnya aku bisa sidang dan wisuda bareng sama teman-temanku yeaay! Kalau lagu Indonesia, aku suka lagu-lagu Naif, Kunto Aji, Maliq & D’Essentials, apalagi ya? Hmm kadang suka ga terfikir sih. Yang jelas kalau konser ada mereka, aku usahakan akan nonton hahaha. Untuk masa-masaku sekarang ini, lagu Kunto Aji yang ‘Rehat’, ‘Pilu Membiru’ dan lagu Hindia ‘Secukupnya’ yang paling terngiang didiriku. Tenangkan hati semua ini bukan salahmu, Jangan berhenti yang kau takutkan takkan terjadi. Lirik itu terngiang ketika aku mulai menyalahkan diriku sendiri dan belum nemu jalan keluarnya. Atau waktu aku takut banget menghadapi sesuatu, tapi faktanya tidak semenakutkan itu. Masih banyak yang belum sempat aku katakan padamu. Lirik ini terngiang ketika aku mulai mengingat kisah cinta masa laluku. Kadang aku menjadi galau berat padahal aku sedang baik-baik saja. Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang? Adalah lirik lagu yang terngiang ketika kerjaan dan masalah-masalah lain tak kunjung usai. Kalau untuk nyanyi bareng pas konser cocok banget pake lagu Naif. Duh sesuka ini aku sama lagu-lagu Naif!!!! Itulah the power of music versi aku. Karena musik aku bisa jadi mencintai diri aku, bisa mengalirkan kesedihanku atau kegembiraanku. Bisa melepas stress juga!
0 Comments
Favorite Movie
Aku ini bukan penggemar nonton film. Banyak film-film yang kata orang itu ‘rame banget’ tapi menurutku malah ga asik. Ya selera orang kan beda-beda ya, jadi tidak boleh saling memaksakan. Dibanding film barat, aku lebih suka film-film Indonesia yang berlatarkan sekolahan seperti film Bebas dan Petualangan Sherina. Oh iya aku juga suka film-film horror baik Indonesia maupun luar. Oh iya ada satu film yang diadaptasi dari sebuah buku, judulnya “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”. Pertama kali liat trailernya, ini film pasti tentang keluarga. Aku menimang-nimang buat nonton film ini, ‘nonton engga ya?’ soalnya aku kan lebih suka nonton film di bioskop sendirian, kalau aku nangis gimana? Soalnya ini film tentang keluarga. Dan yap, film ini membuatku sedikit menangis. Kisah Aurora si anak kedua di film ini can related. Aku bisa merasakan perasaan Aurora ini. Penulis bisa merealisasikan bagaimana seorang anak kedua menjadi saksi antara kakak dan adiknya. Pokoknya film ini the best menurutku. Out Of Topic selain film yang menceritakan keluarga, ada drama yang selalu aku ulang dan ga pernah bosen, yaitu Reply 1988. Ceritanya ituloh kadang mirip sekali dengan keadaanku. Tokoh utamanya, Sun Deoksun si anak tengah yang mempunya satu kaka perempuan galak, dan satu adik laki-laki bermuka tua tuuh persis banget sama keluargaku. Pokonya drama ini adalah drama terfavorit deh! Kalu NKCTHI sosok anak keduanya itu pendiam dan menyimpan segala sesuatunya sendiri dan cenderung dewasa, kalau Reply 1988 lebih ke anak kedua yang ceria dan punya kesan ‘kalo ga ada anak ini rumah pasti sepi’. Ya pokonya dua sosok tokoh ini seperti aku di dunia nyata. Single and Happy
Sebelum memulai bercerita, ketika aku melihat judul ini rasanya kok kocak banget. Kenapa harus single and happy? Ya memang aku ini single. Terakhir punya pacar sekitar 6 tahun lalu. Sebenarnya banyak yang datang, tapi tidak singgah. Tapi tidak apa-apa aku bahagia saja tuh. Menjadi single itu menurutku bebas, tidak ada yang mengekang dan menghalangi. Aku menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Tapi ya ada kala di mana aku ingin sekali ditemani oleh orang terdekat, dimanja, diperhatikan oleh someone. Tapi itu semua hanya keinginan sesaat hahahaha. Aku suka dengan kesendirianku. Kalian pernah ngerasain ga sih jalan-jalan sendiri? Menurutku itu enak banget looh! Kaya me time gitu. Nonton bioskop sendiri, ke Gramedia, liat-liat baju, keliling kota. Kalau aku ya jalan-jalan sendiri tuh kaya thanks to my self gitu. Atau sekedar menghilangkan stress dari kerjaan. Itu semua aku lakuin sendirian. Semuanya ga harus dilakukan berpasangan kan? Aku punya dunia yang membuatku nyaman dengan kesendirianku ini. My Parents
Jujur kalau ngomongin soal orang tua atau keluarga aku ini cenderung sensitif dan gampang banget nangis. Ga tau ya, mungkin aku terlalu banyak dosa? Hahahaha bercanda. Orang tuaku itu care, really really care. Apapun yang anaknya mau, selagi mampu dan memang dibutuhkan pasti akan dikabulkan. Tapi kalau misalnya bukan kebutuhan penting, orang tua aku mengajarkan agar anak-anaknya menabung terlebih dahulu. Tapi kadang aku masih saja merasa kalau orang tuaku pilih kasih antara aku, kakakku dan adik laki-lakiku hahahaha. Padahal sebenarnya mereka pasti sudah memberi rasa kasihnya itu sesuai porsi. Bapakku tentara, dan baru bulan Maret lalu pensiun. Tuh kan baru saja mengingat ini mataku sudah berkaca-kaca. Akhirnya setelah beberapa kali menjalani LDR, kini keluargaku bisa berkumpul lagi di rumah (meskipun kakak perempuanku sudah tidak tinggal di rumah ini lagi). Waktu bapak pensiun aku hadir di acaranya. Name tag bapa yang biasanya berwarna hitam lalu diganti dengan warna putih itu membuatku tidak berhenti menangis ketika melihatnya. Tapi bapaku tetap tersenyum, menyapa teman-temannya sambil berkata "aku ini sekarang pensiunan". Aku yakin jauh dilibuk hatinya bapak juga merasa sedih, tapi sekaligus lega karena kini masa jabatannya telah berakhir dan bisa berkumpul dengan keluarga. Tidak seperti tentara umumnya yang terkesan keras, ayahku justru sangat lembut (ya walaupun kadang sisi tentaranya keluar ketika marah) tapi hatinya seperti hello kitty. Masih teringat bagaimana bapak menahan tangisnya waktu menikahkan kakak perempuanku. Dan aku jadi berfikir bagaimana ketika bapak menikahkan aku kelak? Akankah beliau menangis seperti itu? Mengingat dibanding dengan kakakku, aku lebih dekat dengan beliau. Bapakku juga tipe yang humoris, ya walaupun jokes nya itu jokes bapa-bapa banget. Oh iya bapakku itu kalau dilihat tidak ada proposi tentara, makanya kalau bapak tidak memakai baju dinasnya, kemungkinan akan dianggap sebagai warga sipil biasa. Lanjut, mama… Mama itu guru. Aku salut sama mama karena bisa membagi waktu antara kerjaan, keluarga dan waktu istirahat. Mama juga yang jadi panutanku kenapa aku mau menjadi guru. Dibanding bapak, justru mama lebih keras terhadap anak-anaknya. Karena mama punya keinginan kalau anak-anak mama harus lebih sukses dari orang tuanya, dan apa yang tidak bisa dilakukan mama ketika muda harus terealisasikan ke anak-anaknya. Haha cukup berat memang. Aku sebagai anak tengah yang lebih suka membangkang tapi tidak punya tujuan hidup ini seperti disetir oleh mama. Kadang aku marah dengan sikap mama yang sekenanya itu, tapi setelah dipikir-pikir, semua yang mama lakukan kepadaku itu tujuannya baik (*thanks to Jae karena omongannya bikin aku sadar). Mama juga tipe orang yang suka jalan-jalan. Alasannya adalah "mumpung sehat dan ada waktu". Kadang aku merasa kalah gaul dibanding mama hahahaha. Mama itu sebenarnya sudah tua, tapi jiwanya muda sekali. Mama juga menjadi tempat sharing karena kerjaan kita sama. Jadi orang tuaku itu benar-benar saling melengkapi. Ketika mamaku keras, bapa punya hati yang lembut. Aku belum bisa hidup tanpa mereka, memikirkannya saja sudah ingin menangis. Place You Want To Visit
Jujur buat sekarang aku ingin banget ke Yogyakarta!!! Ya walaupun sudah beberapa kali ya, tapi tetap saja aku ingin ke Yogyakarta sendirian! Apalagi kalau dengar lagu Adhitia Sofyan yang "Sesuatu Di Jogja" rasanya makin pengen aja buat kembali ke sana. Ayo pandemi cepatlah berakhir!!!! Kalau luar negeri, sudah pasti Korea! Tapi selain itu aku juga ingin pergi ke Jepang dan Belanda. Aku ingin main ke Leiden University. Aku ingin lihat naskah-naskah bahasa Sunda yang ada di sana... Ada lagi, kalau ke tempat terdekat aku ingin sekali ke Kebun Binatang…. Jujur aku ingin ke Kebun Binatang sendirian, tapi aneh ga sih kalau main ke sana sendirian??? Aku ingin banget nyoba, tapi masih takut malu-maluin (?) A memory
Memori yang selalu datang secara tiba-tiba adalah semasa aku KKN. Ga tau ya ko KKN bisa semembekas itu memorinya. 30 hari itu kaya merubah hidup aku gituloh. KKN itu bener-bener bikin aku mandiri, bikin aku memacu adrenalin, dan teman-teman KKNku sudah seperti keluarga sendiri (HUWAAA KANGEN BANGET GA BOONG!!) Memory lain yang selalu jadi bayang-bayang hidupku adalah kejadian di masa SMA. Ingin rasanya aku bisa menghapus memory itu, biar aku tidak menyalahkan diriku sendiri ataupun orang lain. Berat rasanya ketika mengingat itu. Hal yang ingin aku tutup rapat-rapat tapi ga bisa. Aku hidup dari semua memori itu. Entah memory baik atau memory buruk sekalipun, aku harus bisa belajar darisana. Kalau bahagia bisa dikenang, kalau sedih bisa diikhlaskan, kalau gagal ga usah ulangi kesalahan yang sama. Things That Makes You Happy
Aku ini tipe orang receh, yang gampang tertawa dalam berbagai hal. Dan hal-hal itu bisa membuatku senang, simple kan? Membaca chat-chat dari teman-temanku yang aneh, melihat meme atau video lucu saja sudah bisa menaikan moodku. Selain itu belanja atau window shopping, jalan-jalan mengelilingi Bandung juga sudah membuatku bahagia. Keinginan-keinginanku yang bisa tercapai, melihat orang tuaku tertawa, bisa nonton konser adalah kebahagian terbesar dalam hidupku. Kepribadian aku tuh kaya apasih? Itu pertanyaan pertama yang ada pikiranku ketika melihat challenge day 1. Setelah dipikir-pikir ada 3 sudut pandang yang bisa aku ambil untuk menjabarkan bagaimana kepribadianku.
Sudut pandang pertama dari diriku sendiri. Menurutku aku ini mudah beradaptasi dengan baik. Meskipun kadang memang terkesan kagok kalau bertemu dengan orang baru. Tetapi daripada terkesan anti sosial, aku lebih suka untuk bergabung. Meskipun kadang ada saja yang membuatku risih atau bahkan tidak suka tapi aku tetap sabar, walaupun di dalam hati dan pikiranku sudah berkecambuk kata-kata negatif. Aku lebih suka menahan pikiran-pikiran negatif itu dan berfikir nanti juga pasti beres atau berlalu. Aku tidak suka sepi karena membuat suasana menjadi canggung, tapi aku juga tidak suka terlalu ramai seperti banyak orang yang berbicara. Ramai yang aku suka hanyalah ketika nonton konser. Aku juga ga tegaan dan ga bisa nolak. Dan itu kadang merugikan diriku sendiri Sudut pandang kedua, dari orang-orang sekitarku. Banyak teman-temanku yang bilang kalau aku ini humoris dan bersemangat. Tapi mungkin untuk yang baru kenal denganku pasti mengira aku ini pendiam. Lalu banyak yang bilang juga aku ini penyabar? Sebenarnya kalau dengan orang lain aku lebih ingin menjadi pembawa energi positif dan bisa membantu selagi aku bisa. Aku ingin membawa suasana menjadi nyaman untuk aku dan orang-orang disekitarku. Oh iya teman-temanku bilang aku juga rajin. Padahal ga rajin-rajin amat, aku hanya tidak ingin tugas-tugasku menumpuk, jadi sebisa mungkin akan aku kerjakan selagi aku senggang. Karena aku bukan tipe orang yang bisa multi tasking. Pasti ada saja pekerjaan yang harus aku relakan kalau tidak bisa membagi waktu Sudut pandang ketiga, dari tes kepribadian. Sebenarnya aku tidak terlalu percaya dengan tes ini, karena bisa saja berubah kan? Waktu pertama kali mencoba, aku itu termasuk introvert, tapi ketika dicoba lagi ternyata aku masuk ke dalam ENFP-T. Makanya aku tidak terlalu percaya dengan tes ini hehehe. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |